Jenis-Jenis Karangan dan Kerangka Karangan
JENIS-JENIS KARANGAN
Menurut Kutanto, jenis-jenis karangan ada lima yaitu Narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi. Berikut
penjelasan dari masing-masing karangan tersebut berdasarkan pengertian dan ciri-cirinya:
1.
Karangan Narasi
Karangan narasi adalah karangan
yang menyajikan serangkaian peristiwa yang biasanya
disusun menurut urutan waktu. Yang termasuk narasi ialah cerpen, novel, roman, kisah
perjalanan, biografi, otobiografi.
Ciri-ciri / karakteristik karangan Narasi
a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai akhir
c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci
Contoh karangan narasi:
Minggu, 23 April, Pukul 08.00 pagi, peserta perjalanan ”Susur Sungai Cikapundung” sudah mulai berkumpul di sekretariat KMPA di Sunken Court W–03. Satu jam kemudian, rombongan berangkat menuju Curug Dago, dengan sedikit naik ke arah hulu di mana perjalanan itu dimulai. Tanpa ragu, peserta mulai menyusuri Cikapundung meskipun ketinggian air hampir mencapai sebatas pinggang. Ketinggian air pun meningkat sekitar 50 cm setelah hujan deras mengguyur Bandung hampir sehari penuh kemarin, Sabtu 22 April 2006. Hari tersebut bertepatan dengan Hari Bumi.
Derasnya air Sungai Cikapundung tidak mengecilkan hati para peserta yang mengikuti acara ”Susur Sungai Cikapundung”. Acara ”Susur Sungai Cikapundung” ini merupakan salah satu acara dari serangkaian kegiatan Pekan Hari Bumi se–ITB yang diadakan oleh Unit Kegiatan KMPA (Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam) yang bekerja sama dengan PSIK (Perkumpulan Studi Ilmu Masyarakat). Acara ”Susur Sungai Cikapundung” ini diikuti oleh 24 orang yang terdiri atas berbagai unit kegiatan ITB seperti PSIK, KMPA, Teknik Pertambangan, Nymphea, Planologi dan 3 orang pelajar dari SMP al-Huda dan satu pelajar dari SMK Dago. (Somad, 2007).
perjalanan, biografi, otobiografi.
Ciri-ciri / karakteristik karangan Narasi
a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai akhir
c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci
Contoh karangan narasi:
Minggu, 23 April, Pukul 08.00 pagi, peserta perjalanan ”Susur Sungai Cikapundung” sudah mulai berkumpul di sekretariat KMPA di Sunken Court W–03. Satu jam kemudian, rombongan berangkat menuju Curug Dago, dengan sedikit naik ke arah hulu di mana perjalanan itu dimulai. Tanpa ragu, peserta mulai menyusuri Cikapundung meskipun ketinggian air hampir mencapai sebatas pinggang. Ketinggian air pun meningkat sekitar 50 cm setelah hujan deras mengguyur Bandung hampir sehari penuh kemarin, Sabtu 22 April 2006. Hari tersebut bertepatan dengan Hari Bumi.
Derasnya air Sungai Cikapundung tidak mengecilkan hati para peserta yang mengikuti acara ”Susur Sungai Cikapundung”. Acara ”Susur Sungai Cikapundung” ini merupakan salah satu acara dari serangkaian kegiatan Pekan Hari Bumi se–ITB yang diadakan oleh Unit Kegiatan KMPA (Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam) yang bekerja sama dengan PSIK (Perkumpulan Studi Ilmu Masyarakat). Acara ”Susur Sungai Cikapundung” ini diikuti oleh 24 orang yang terdiri atas berbagai unit kegiatan ITB seperti PSIK, KMPA, Teknik Pertambangan, Nymphea, Planologi dan 3 orang pelajar dari SMP al-Huda dan satu pelajar dari SMK Dago. (Somad, 2007).
2. Karangan Deskripsi
Karangan Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri.
Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi:
a. Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
b. Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang dideskripsikan
c. Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
d. Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis
Contoh karangan deskripsi:
Lapangan sekolah kami berada tepat di tengah-tengah gedung sekolah. Di setiap sisi lapangan terdapat taman-taman kecil dengan aneka bunga dan tumbuhan lainnya. Lapangan tersebut berukuran setengah 100 x120 meter. Lumayan luas, bukan? Selain untuk upacara penaikan bendera, kadang kami menggunakan lapangan tersebut untuk bermain basket atau sepak bola. Di sebelah utara, tepatnya di dekat kelas kami, terdapat tiang bendera. Adapun di sebelah timur dan barat terdapat ring basket. Di bagian-bagian tertentu ada lubang yang berguna sebagai pancang tiang untuk net voli atau net sepak takraw. (Somad, 2007).
3. Karangan Eksposisi
Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan,memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.
Ciri-ciri / karakteristik karangan Eksposisi:
a. Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
b. Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)
c. Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
d. Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
e. Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu
Contoh karangan eksposisi:
Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus inluenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Nama lain dari penyakit ini antara lain avian inluenza. Adapun definisi dari berbagai kasusnya adalah sebagai berikut.
1. Kasus Suspect
Kasus suspect adalah kasus seseorang yang menderita ISPA dengan gejala demam (temperatur 38°C), batuk dan atau sakit tenggorokan dan atau beringus serta dengan salah satu keadaan. Hal ini terjadi biasanya karena seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang sedang berjangkit flu burung. Kemudian, orang tersebut kontak dengan virus lu burung yang dalam masa penularan. Hal lainnya jika orang yang bekerja pada suatu laboratorium dan sedang memproses spesimen manusia atau binatang yang dicurigai menderita flu burung.
2. Kasus Probable
Kasus probable adalah kasus suspect disertai salah satu keadaan bukti laboratorium terbatas yang mengarah kepada virus inluenza A (H5N1). Misalnya, test HI yang menggunakan antigen H5N1 dalam waktu singkat berlanjut menjadi pneumonial gagal pernapasan atau meninggal dan terbukti tidak adanya penyebab lain. (Somad, 2007).
4. Karangan Persuasi
Karangan Persuasi adalah karangan yang tujuannya untuk membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan atau ide penulis disertai alasan bukti dan contoh konkrit.
Ciri-ciri / karakteristik karangan persuasi:
1.
Terdapat himbauan atau ajakan
2.
Berusaha mempengaruhi pembaca
Contoh karangan persuasi:
Jika senang bepergian, Anda tentunya memiliki banyak persiapan dalam menghadapi liburan ini. Persiapan yang terpenting adalah kesehatan fisik. Anda tidak mungkin dapat berlibur jika terserang penyakit. Oleh karena itulah, kami ciptakan sebuah produk multivitamin terbaik. Selain vitamin A, B Kompleks, dan vitamin C, multivitamin ini pun diperkaya oleh vitamin D yang dapat menguatkan tulang, serta vitamin E agar kulit Anda senantiasa sehat. Dengan tubuh yang sehat dan bugar, berbagai aktivitas dapat Anda lakukan dengan bersemangat. Jika Anda ingin senantiasa sehat dan mendapatkan khasiat dari Xavier-C, segera kunjungi apotek terdekat di kota Anda. Dijamin, Anda tidak akan pernah merasa kecewa. (Somad, 2007).
5. Karangan Argumentasi
Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembacaterhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata.
Ciri-ciri / karakteristik karangan Argumentasi:
a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itudiakui oleh pembaca
b. Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
c. Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan
pembaca
d. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan
menjauhkan subjektivitas
e. Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian
Contoh karangan argumentasi:
Dengan perubahan pola pada program ospek, yakni dengan meninggalkan pola perpeloncoan, tentunya masyarakat lebih banyak yang setuju. Lain halnya terhadap ospek yang disertai hukuman-hukuman dengan alasan menguji mental, menempa kekuatan isik, sumpah serapah, atau mengenakan atribut lucu-lucuan, mungkin akan lebih banyak yang menolaknya. Bagi para orangtua, misalnya –di samping bangga dan bahagia– sudah cukup berat dan repot tatkala anaknya diterima di perguruan tinggi. Mereka bukan saja harus menyediakan dana cukup besar untuk bayar uang kuliah, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan lain seperti uang kos dan biaya sehari-hari bagi mereka yang berasal dari luar kota. Jika dibebani lagi harus beli ini itu untuk kegiatan ospek, rasanya beban tersebut semakin menumpuk. Lebih kecewa dan sakit lagi jika anaknya tiba-tiba harus pulang karena jadi korban kelalaian mahasiswa seniornya.
Sekali lagi, kita patut bersyukur karena tampaknya kegiatan ospek di kampus-kampus sudah ada perubahan ke arah yang lebih bermakna positif. Sudah saatnya kita meninggalkan perpeloncoan. Hidup ini sudah begitu keras untuk diperjuangkan, jangan ditambah lagi dengan kekerasan yang lain. (Somad, 2007).
Jika senang bepergian, Anda tentunya memiliki banyak persiapan dalam menghadapi liburan ini. Persiapan yang terpenting adalah kesehatan fisik. Anda tidak mungkin dapat berlibur jika terserang penyakit. Oleh karena itulah, kami ciptakan sebuah produk multivitamin terbaik. Selain vitamin A, B Kompleks, dan vitamin C, multivitamin ini pun diperkaya oleh vitamin D yang dapat menguatkan tulang, serta vitamin E agar kulit Anda senantiasa sehat. Dengan tubuh yang sehat dan bugar, berbagai aktivitas dapat Anda lakukan dengan bersemangat. Jika Anda ingin senantiasa sehat dan mendapatkan khasiat dari Xavier-C, segera kunjungi apotek terdekat di kota Anda. Dijamin, Anda tidak akan pernah merasa kecewa. (Somad, 2007).
5. Karangan Argumentasi
Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembacaterhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata.
Ciri-ciri / karakteristik karangan Argumentasi:
a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itudiakui oleh pembaca
b. Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
c. Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan
pembaca
d. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan
menjauhkan subjektivitas
e. Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian
Contoh karangan argumentasi:
Dengan perubahan pola pada program ospek, yakni dengan meninggalkan pola perpeloncoan, tentunya masyarakat lebih banyak yang setuju. Lain halnya terhadap ospek yang disertai hukuman-hukuman dengan alasan menguji mental, menempa kekuatan isik, sumpah serapah, atau mengenakan atribut lucu-lucuan, mungkin akan lebih banyak yang menolaknya. Bagi para orangtua, misalnya –di samping bangga dan bahagia– sudah cukup berat dan repot tatkala anaknya diterima di perguruan tinggi. Mereka bukan saja harus menyediakan dana cukup besar untuk bayar uang kuliah, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan lain seperti uang kos dan biaya sehari-hari bagi mereka yang berasal dari luar kota. Jika dibebani lagi harus beli ini itu untuk kegiatan ospek, rasanya beban tersebut semakin menumpuk. Lebih kecewa dan sakit lagi jika anaknya tiba-tiba harus pulang karena jadi korban kelalaian mahasiswa seniornya.
Sekali lagi, kita patut bersyukur karena tampaknya kegiatan ospek di kampus-kampus sudah ada perubahan ke arah yang lebih bermakna positif. Sudah saatnya kita meninggalkan perpeloncoan. Hidup ini sudah begitu keras untuk diperjuangkan, jangan ditambah lagi dengan kekerasan yang lain. (Somad, 2007).
Kerangka
Karangan
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan
rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur,
dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap
terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka
karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak
kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
Arti penting membuat kerangka
karangan :
Karena seseorang yang mengarang tanpa membuat kerangka karangan maka:
Karena seseorang yang mengarang tanpa membuat kerangka karangan maka:
1.
Pengarang mudah terjerumus ke arah keadaan yang anarkhis,
2.
Pengarang mudah kehilangan kontrol terhadap karangan yang ia tuju,
3.
Masalah dan uraian yang disuguhkan dalam karangan menjadi kabur, kurang jelas, banyak bahan yang
terlupa, ada bagian yang sejajar
Manfaat
Kerangka Karangan
1.
Untuk menyusun karangan secara teratur.
2.
Mempermudah pembahasan tulisan.
3.
Menghindari isi tulisan keluar dari tujuan
awal.
4.
Menghindari penggarapan sebuah topik sampai
dua kali atau lebih.
5.
Memudahkan penulis mencari materi tambahan.
6.
Menjamin penulis bersifat konseptual,
menyeluruh, dan terarah.
7.
Memudahkan penulis mencapai klimaks yang
berbeda-beda.
Dengan adanya kerangka karangan, penulis bisa
langsung menyusun tulisannya sesuai butir-butir bahasan yang ada dalam kerangka
karangannya.
Kerangka karangan merupakan miniatur dari
sebuah karangan. Dalam bentuk ini, karangan tersebut dapat diteliti, dianalisi,
dan dipertimbangkan secara menyeluruh.
Syarat-syarat
Kerangka Karangan yang Baik
1.
Pengungkapan maksudnya harus jelas.
2.
Tiap unit dalam kerangka karangan hanya
mengandung satu gagasan.
3.
Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus
disusun secara logis.
4.
Harus menggunakan pasangan simbol yang
konsisten.
Langkah-langkah membuat kernagka karangan:
1.
Menyusun semua ide pokok
yang berhubungan dengan topik yang akan ditulis,
2.
Mencatat semua ide pokok
yang muncul dari data tertulis maupun dari data wawancara,
3.
Menyusun dan menyeleksi
ulang terhadap ide yang tidak penting,
4.
Memeriksa ulang apakah
masih terdapat ide yang tidak sesuai atau terdapat ide yang belum dimasukkan
serta memeriksa kembali urutan semua ide, dan
5.
Setelah membuat kerangka
karangan, langkah selanjutnya adalah mengembangkan kerangka karangan menjadi
sebuah karangan.
Pola Susunan Kerangka Karangan
·
Pola Alamiah
Pola Alamiah
adalah suatu urutan kerangka karangan dengan keadaan nyata di alam yang
didasari tiga atau empat dimensi dalam kehidupan manusia atas-bawah,
melintang-menyeberang, sekarang-nanti, dulu-sekarang, timur-barat. Pola alamiah
dapat di bagi menjadi tiga bagian :
a.
Urutan
Berdasarkan Waktu (Kronologis)
Urutan
kronologis adalah urutan yang didasarkan pada runtunan peristiwa atau
tahap-tahap kejadian berdasarkan kronologinya. Peristiwa yang satu dengan
peristiwa yang lain.
b.
Urutan Ruang
(Spasial) Yaitu urutan yang didasarkan pada ruang atau tempat. yang biasanya
digunakan dalam tulisan yang bersifat deskriptif.
c.
Topik yang
ada. Yaitu untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap pada bagian-bagian
tertentu.
1. Urutan waktu.
Bahan-bahan ditulis berdasar tahap kejadian.
Setipa peristiwa hanya menjadi penting dalam hubungannya dengan yang lain.
Contoh
Topik: masyarakat
Tujuan: untuk mengetahui perkembangan
masyarakat
Tema: Perkembangan masyarakat dari
jaman ke jaman.
I. MASYARAKAT PEMBURU DAN PERAMU
A. Masyarakat Pemburu dan Peramu di Dunia
B. Masyarakat Pemburu dan Peramu di Indonesia
1. Di Irian
2. Di Kepulauan Mentawai
II. MASYARAKAT PETANI DAN PETERNAK
A. Masyarakat Petani dan Peramu di
Dunia
B. Masyarakat Petani dan Peternak di
Indonesia
1. Masyarakat petani di Pulau Jawa
2. Masyarakat peternak di Nusa TenggaraTimur
III. MASYARAKAT INDUSTRI
A. Masyarakat Industri Modern
B. Masyarakat Industri Canggih
2. Berdasar urutan ruang.
Topik yang diuraikan berkaitan erat dengan ruang / tempat : dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, urutan geografis.
Topik yang diuraikan berkaitan erat dengan ruang / tempat : dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, urutan geografis.
Contoh
Topik : Banjir.
Tujuan : Untuk mengetahui lokasi banjir.
Tema : Beberapa lokasi banjir di dunia.
I. BANJIR YANG TERJADI DI LUAR INDONESIA
A. Banjir di Asia
1. Banjir di China.
2. Banjir di Taiwan.
B. Banjir di Eropa
1. Banjir di Belanda.
2. Banjir di Inggris.
II. BANJIR YANG TERJADI DI INDONESIA.
A. Banjir di Pulau Jawa
1. Banjir di DKI Jakarta.
2. Banjir di Pacitan.
B. Banjir di luar Pulau Jawa
1. Banjir di Papua Barat.
2. Banjir di Padang.
3. Urutan topik yang ada.
Bagian-bagian diterangkan tanpa memasalahkan
mana yang penting. Misal, laporan keuangan : pemasukan dan pengeluaran,
bagian-bagian dalam sebuah lembaga, dll.
Contoh
Topik: Hutan
Tujuan: Untuk mengetahui pemanfaatan hutan
Tema: Pemanfaatan hutan.
I. MANFAAT HUTAN SECARA ALAMIAH
A. Mencegah Erosi
B. Mengurangi Polusi
1. Polusi Udara
2. Polusi Suara
C. Sebagai Hutan Lindung
II. MANFAAT HUTAN SECARA EKONOMIS
A. Hutan Tanaman Industri
B. Hutan untuk Rekreasi
C. Hutan untuk Penelitian
Untuk pola berdasar urutan topik yang ada,
penulis tidak perlu
memperhatikan mana yang akan
didahulukan.
·
Pola Logis
Merupakan unit-unit karangan berurutan sesuai pendekatan logika / pola pikir manusia. Untuk susunan logis, dibagi berdasarkan :
Merupakan unit-unit karangan berurutan sesuai pendekatan logika / pola pikir manusia. Untuk susunan logis, dibagi berdasarkan :
1. Klimaks-Anti klimaks.
Anggapan bahwa posisi tertentu dari sebuah
rangkaian merupakan posisi yang paling penting. Terdiri dari dua :
1. Urutan klimaks = yang penting di akhir.
2. Urutan antiklimaks = yang penting di awal.
Model ini hanya efektif untuk menguraikan
sesuatu yang berhubungan dengan hirarki misalnya urutan pemerintahan.
Contoh
Topik: Banjir
Tujuan: Untuk mengetahui akibat banjir
Tema: Banjir dan akibatnya
I. MUSIM PENGHUJAN MULAI
II.PENGGUNDULAN HUTAN
III. EROSI DI MANA-MANA
IV. PENDANGKALAN SUNGAI
V. MUSIBAH BANJIR
VI. PENDERITAAN MASYARAKAT
2. Umum-Khusus.
a. Umum
– khusus : Hal besar diperinci ke
hal- hal yang lebih kecil atau bagian-bagiannya.
Misalnya uraian tentang Indonesia, lalu
suku-suku dan kebudayaannya.
b. Khusus
– Umum : Sebaliknya.
Contoh
Topik: Pendidikan
Tujuan: Untuk mengetahui pendidikan di
masyarakat
Tema: Pendidikan di masyarakat
I. PENDIDIKAN DALAM LINGKUNGAN MASYARAKAT
SECARA UMUM
II. PENDIDIKAN DALAM MASYARAKAT PERKOTAAN
III. PENDIDIKAN DI MASYARAKAT T PEDESAAN
IV. PENDIDIKAN PADA GENERASI MUDA
3. Sebab-Akibat.
a. Sebab ke
akibat : masalah utama sebagai sebab, diikuti
perincian akan akibat-akibat yang mungkin terjadi.
Misal ; penulisan sejarah, berbagai
persoalan sosial : kerusakan hutan, perubahan cuaca global.
b. Akibat ke
sebab : masalah tertentu sebagai akibat, diikuti
perincian sebab-sebab yang menimbulkannya.
Misal : Krisis multidimensi di
Indonesia.
Contoh
Topik: Premanisme di Jakarta
I. PERTUMBUHAN EKONOMI YANG TERSENDAT
II. INDUSTRI TUTUP KARENA BAHAN BAKAR LANGKA
III. LAPANGAN KERJA MENCIUT
IV. MENCARI UANG DENGAN CARA MUDAH
4.
Urutan kausal.
Urutan kausal mencakup dua pola dari sebab ke
akibat dan urutan akibat ke sebab pola yang pertama disebut sebab. Pola
selanjutnya disebut akibat.
5.
Urutan pemecahan
masalah
Urutan pemecahan masalah di mulai dari suatu
masalah tertentu kemudian berkembang menuju kesimpulan umum atau pemecahan
suatu masalah tersebut.
Landasan pemecahan masalah terdiri atas tiga
bagian :
1).
Deskripsi : mengenai persoalan atau masalah
2). Analisa
: mengenai sebab akibat sari persoalan
3). Alternatif : untuk jalan keluar suatu
masalah
6.
Urutan familiaritas.
Adalah mengemukakan sesuatu yang sudah dikenal
kemudian berangsur pindah kepada hal-hal yang kurang di kenal.
7.
Urutan
akseptabilitas.
Adalah
mempersoalkan apakah suatu gagasan diterima atau tidak oleh pembaca ataukah
disetujui atau tidak
Macam-Macam Kerangka Karangan
1.
Berdasarkan perincian.
a. Kerangka
karangan sederhana/sementara (non-formal)
Merupakan suatu alat bantu, sebuah penuntun bagi suatu tulisan yang
terarah.yang terdiri dari tesis dan pokok-pokok utama.
b. Kerangka
karangan formal. Kerangka karangan yang timbul dari pertimbangan bahwa topik
yang akan di garap bersifat sangat komplek atau suatu topik yang sederhana
tetapi penulis tidak bermaksud untuk segera menggarapnya.
2.
Berdasarkan perumusan teks.
a. Kerangka kalimat.
Menggunakan kalimat deklaratif yang lengkap
untuk merumuskan setiap topik, sub topik. Misalnya :
1). Pendahuluan
2). Latar belakang
3). Rumusan masalah
4). Tujuan.
Manfaat menggunakan kerangka kalimat :
1). Memaksa
penulis untuk merumuskan topik yang akan diuraikan.
2).
Perumusan topik-topik akan tetap jelas.
3). Kalimat yang dirumuskan dengan baik dan
cermat akan jelas bagi siapapun, seperti bagi pengarangnya sendiri.
b. Kerangka topik
Kerangka topik dimulai dengan perumusan tesis dalam sebuah kalimat yang lengkap dan menggunakan kata atau frase. Kerangka lebih baik manfaatnya dari kerangka topik, tetapi kelebihan kerangka topik adalah lebih jelas merumuskan hubungan-hubungan kepentingan antar gagasan.
Kerangka topik dimulai dengan perumusan tesis dalam sebuah kalimat yang lengkap dan menggunakan kata atau frase. Kerangka lebih baik manfaatnya dari kerangka topik, tetapi kelebihan kerangka topik adalah lebih jelas merumuskan hubungan-hubungan kepentingan antar gagasan.
Sistem Penomoran pada Kerangka Karangan
Ada dua cara :
Ada dua cara :
1. Sistem Campuran Huruf dan Angka.
I . Angka Romawi Besar untuk BAB
A. Huruf Romawi Besar untuk Sub Bab
1. Angka Arab besar
a. Huruf Romawi Kecil
i. Angka Romawi Kecil
(a) Huruf Romawi Kecil Berkurung
(1) Angka Arab Berkurung
Contoh
I. Pendahuluan
II. Tingkat Ekonomi dan Fertilitas di
Indonesia
A. Bukti-Bukti dari Sensus 2000
B. Bukti-Bukti dari Survei
Fertilitas-Mortalitas 1995
C. Studi Kasus di Lampung
1. Pengukuran Fertilitas
2. Penyebab Perbedaan fertilitas
a. Retaknya Perkawinan
b. Abstinensi Setelah Melahirkan
c. Perbedaan Fekunditas
III. Kesimpulan
2. Sistem Angka Arab (dengan digit).
1.
1.1
1.1.1
1.1.1.1
2.
2.1
2.1.1
dst.
Contoh
1. Pendahuluan
2. Tingkat Ekonomi dan Fertilitas di
Indonesia
2.1. Bukti-Bukti dari Sensus 2000
2.2. Bukti-Bukti dari Survei
Fertilitas-Mortalitas 1995
2.3. Studi Kasus di Lampung
2.3.1. Pengukuran Fertilitas
2.3.2. Penyebab Perbedaan fertilitas
2.3.2.1. Retaknya Perkawinan
2.3.2.2. Abstinensi Setelah Melahirkan
2.3.2.3. Perbedaan Fekunditas
3. Kesimpulan
3. Kesimpulan
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat
kita simpulkan bahwa jenis karangan
secara umum dibagi atas karangan deskripsi,narasi,argumentasi,eksposisi, dan
persuasi.
Kerangka karangan adalah
rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan
ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis,
jelas, terstruktur, dan teratur
Selain itu dalam penulisan
karangan kita terlebih dahulu membuat kerangka karangan agar karangan yang
nantinya akan kita buat bisa memberikan hasil yang maksimal, baik, dan benar.
di dalam kerangka karangan itu terdapat pola,langkah-langkah, macam/jenis
kerangka karangan dimana keseluruhan itu mengacu pada hasil karangan yang lebih
baik dan bermanfaat,karena kerangka karangan itu dapat memberikan manfaat yang
banyak dan juga pengaruh/dampak bila tidak dibuat terlebih dahulu
A.R.A
Komentar
Posting Komentar
komentarlah dengan sopan dan bijak, please using your true name