Pengelolaan Kelas
1. Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolahan (Management) kelas merupakan keterampilan guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien. Menurut Suharsimi Arikunto, pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar tercapai kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan.
Pengelolaan kelas bisa juga diartikan sebagai kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar yang didalamnya mencakup pengaturan siswa dan fasilitas.Sedangkan, kelas itu sendiri memiliki pengertian yaitu sebuah ruang sebagai tempat berkumpulnya siswa untuk mengikuti dan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif. Kelas bukanlah semata-mata suatu ruang tempat belajar mengajar antara guru dengan murid, serta bukan hanya suatu bangunan fisik yang terdiri peralatan belajar mengajar. Tapi lebih dari itu, kelas merupakan suatu organisasi kecil yang unik dalam pendidikan.
Dalam pembelajaran di kelas, bahwasannya peran guru sangat menentukan posisinya sebagai pemimpin pendidikan diantara siswanya dalam kelas. Guru yang setiap hari bergaul dengan murid-muridnya mengemban tugas sebagai pendidik yang berkewajiban membantu pertumbuhan dan pengembangan murid dalam mewujudkan kedewasaannya masing-masing.
2. Masalah-masalah Pengelolaan Kelas
1.
Masalah Individual
Rudolf Dreiklurs dan Pearl Cassel membedakan empat kelompok masalah pengelolaan kelas individual yang didasarkan asumsi bahwa semua perilaku individu merupakan upaya pencapaian tujuan pemenuhan keputusan untuk diterima kelompok dan kebutuhan untuk mencapai harga diri. Bila kebutuhan-kebutuhan ini tidak lagi dapat dipenuhi malalui cara-cara yang lumrah dapat diterima masyarakat, dalam hal ini masyarakat kelas, maka individu yang bersangkutan akan berusaha mencapainya dengan cara lain.Dengan kata lain, dia akan berbuat "tidak baik" perbuatan-perbuatan untuk mencapai tujuan dengan cara tidak baik inilah oleh pasangan penulis diatas digolongkan sebagai berikut .
a.
Perilaku yang ingin mendapat perhatian orang lain ( attentiongettingbehaviors ). Misal: membadut (aktif), atau serba lamban.
b.
Perilaku yang ingin menunjukkan kekuatan ( powerseekingbehaviors ). Misal: selalu mendebat, marah, menangis, lupa aturan.
c.
Perilaku yang bertujuan menyakiti orang lain ( revengeseekingbehaviors ). Misal: mengata-ngatai, memukul.
d.
Peragaan ketidakmampuan: Sama sekali menolak untuk mencoba melakukan apapun, karena kegagalan yang terjadi.
2.
Masalah sosial (kelompok)
Anak perlu bergaul dengan teman lainya, di samping sebagai hal individu juga memiliki segi sosial yang perlu diperhatikan dan dikembangkan. Karena bekerja di dalam kelompok dapat juga meningkatkan cara berpikir mereka sehingga dapat memecahkan masalah dengan baik dan lancar. Masalah kelompok akan muncul jika tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan kelompok, kelas akan jadi membosankan dan akhirnya para siswa dalam kelompok bersikap pasif, acuh, tidak puas dan belajarnya terganggu.
Fitur kelompok menurut Lois U Johnson dan Marry A. Bany:
a. Uni kelompok
b. Interaksi dan komunikasi
c. Struktur kelompok
d. Tujuan-tujuan kelompok
e. Kontrol (hukum)
f. Iklim kelompok
Jika kebutuhan tersebut tidak ditemukan dalam kelompok maka akan muncul enam kategori masalah kelompok dalam pengelolaan kelas. Masalah-masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut .
a. Kelas kurang kohesif, misalnya perbedaan jenis kelamin, suku dan tingkatan sosial ekonomi dan sebaginya.
b. Kelas mereaksi negatif terhadap salah satu anggotanya, misalnya, mengejek anggota kelas yang dalam pengajaran seni suara, menyanyi dengan suara sumbang.
c. Membesarkan hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, misalnya pemberian semangat kepada badut kelas.
d. Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
e. Semangat kerja rendah, misalnya semacam aksi protes kepada guru karena menganggap tugas yang diberikan kurang adil.
f. Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan kondisi baru, misalnya gangguan jadwal atau guru kelas terpaksa diganti sementara oleh guru lain, dan sebagainya.
Cara penanggualangan masalah pengelolaan kelas:
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas dapat dipergunakan prinsip-prinsip pengelolaan kelas. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah sebagai berikut .
a. Hangat dan Antusias
Hangat dan Antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya.akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas
b. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya perilaku yang menyimpang.
c. Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Kevariasian. ini merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
d. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajarmengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
e. Penekanan pada Hal-Hal yang Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negative. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap perilaku siswa yang positif dari mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
f. Penanaman Disiplin Diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan dislipin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.
3.
Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
1. Pendekatan Berdasarkan Perubahan Perilaku (Behaviour Modification Approach)
Untuk membangun perilaku yang diinginkan guru harus memberi penguatan positif (memberi stimulus) positif sebagai imbalan atau penguatan negatif (menghilangkan hukuman, suatu stimulus negatif) sedangkan untuk mengurangi perilaku yang tidak diinginkan, guru menggunakan hukuman (memberi stimulus negatif), penghapusan (pembatalan pemberian imbalan yang sebenarnya diharapkan peserta didik) atau time out (membatalkan kesempatan peserta didik untuk memperoleh imbalan, baik yang berupa barang maupun yang berupa kegiatan yang disenanginya).
2. Socio Emotional Climate Approach (Pendekatan berdasarkan suasana emosi dan hubungan sosial)
Pendekatan berdasarkan suasana emosi dan hubungan sosial bertolak dari psikologi klinis dan konseling, dengan anggapan dasar bahwa kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien membutuhkan hubungan sosio-emosional yang baik antara guru dan siswa dan antara siswa dengan siswa. Selanjutnya guru dipandang memegang peranan penting dalam rangka menciptakan hubungan baik tersebut.
Pengalaman dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan pada kita bahwa bila hubungan dengan partner kerja baik, berbagai kegiatan dalam kerja sama tersebut dapat berlangsung dengan lancar, demikian juga bila terjadi kesalahpahaman, dapat dengan mudah menemukan jalan keluarnya, sama halnya dengan kegiatan belajar di sekolah, bila hubungan antara guru dan siswa baik, kegiatan-kegiatan mengajar dapat berlangsung dengan lancar, kesalahpahaman yang timbul pun dapat diatasi dengan mudah.
3. Group Processes Approach (Pendekatan Proses Kelompok)
Pendekatan ini didasarkan pada psikologi sosial dan dinamika kelompok, maka asumsi pokoknya adalah:
-
Pengalaman belajar sekolah berlangsung dalam konteks kelompok social
-
Tugas guru yang terutama dalam pengelolaan kelas adalah membangun dan memelihara kelompok yang produktif dan kohesif.
4. Prosedur Pengelolaan Kelas
Prosedur pengelolaan kelas merupakan serangkaian langkah kegiatan pengelolaan kelas yang dilakukan agar tercipta kondisi kelas yang optimal serta mempertahankan kondisi optimal tersebut supaya proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Istilah prosedur itu seendiri mengandung arti sebagai suatu cara atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah dientukan. Sedangkan menurut Ismail Masya, yaitu suatu jaringan tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang.
1 Prosedur Preventif (pencegahan)
Adalah mencegah suatu tindakan sebelum adanya penyimpangan khususnya didalam kelas agar tidak mengganggu proses belajar mengajar.
Prosedurnya antara lain:
a. Peningkatan kesadaran diri sebagai guru, sehingga guru dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki yang merupakan modal dasar dalam melaksanakan tugasnya.
b. Peningkatan kesadaran pada siswa, sehingga siswa dapat meningkatkan kesadaran serta dapat menghindarkan diri peserta didik dari sikap yang tidak terpuji, seperti sikap malas, sikap mudah putus asa, mudah, marah, mudah kecewa, mudah tertekan oleh peraturan sekolah dan sebagainya. Selain itu, guru juga sebaiknya memperhatikan kebutuhan, keinginan dan memberikan dorongan pada siswanya, menciptakan suasana saling pengertian, saling menghormati dan rasa keterbukaan antara guru dan siswa.
c. Sikap polos dan tulus dari guru, sehingga guru dapat mempengaruhi lingkungan belajar siswa. Karena tingkah laku, cara menyikapi dan tindakan guru merupakan stimulus yang akan direspon oleh para siswa.
d. Mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan. Sebaiknya guru dapat mengidentifikasi perilaku siswa yang menyimpang baik bersifat individual maupun kelompok, atau bahkan penyimpangan yang disengaja. Dan juga guru sebaiknya belajar dari berbagai pengalaman guru-guru lainnya yang gagal ataupu yang berhasil, untuk menemukan alternatif yang bervariasi dalam menangani berbagai persoalan pengelolaan kelas.
e. Menciptakan kontrak sosial. Yaitu sebuah daftar aturan atau kontrak, tata tertib beserta sanksinya yang mengatur kehidupan di kelas yang mana harus disetujui oleh guru dan siswa.
2. Prosedur kuratif (penyembuhan)
merupakan tindakan perilaku yang menyimpang yang sudah terlanjur terjadi agar penyimpangan tersebut tidak berlarut-Iarut dan mengembalikannya dalam kondisi yang menguntungkan bagi berlangsungnya proses belajar.
a. Mengidentifikasi masalah, gunanya untuk mengenal dan mengetahui masalah-masalah pengelolaan kelas.
b. Menganalisis masalah, guru menganalisis penyimpangan siswqa dan menyimpulkanlatar belakang dan sumber-sumber dari penyimpangan, selanjutnya menentukan alternatif penanggulangannya.
c. Mengevaluasi alternatif pemecahaan, guru mengevaluasi alternatif pemecahan yang sesuai, kemudian memilih alternatif pemecahan yang dianggap sudah tepat serta melaksanakannya.
d. Mendapatkan balikan, guru melakukan kilas balik agar alternatif pemecahan yang dipilih tadi sesuai target yang sudah direncanakan.
Dengan cara guru membentuk pertemuan dengan peserta didiknya untuk perbaikan dan kepentingan siswa dan sekolah, semata-mata untuk kepentingan bersama.
Bahwasannya, prosedur kelas harus dimonitor dengan baik. Guru juga harus berespons kepada hampir setiap penyimpangan peraturan atau prosedur. Ketika guru mengumumkan bahwa kelas atas siswa individu tidak benar mengikuti prosedur, pendekatan terbaik adalah untuk meminta siwa menetapkan prosedur yang benar dan kemudian mempraktikkannya.
Komentar
Posting Komentar
komentarlah dengan sopan dan bijak, please using your true name