Peradaban (civilization) dan Perubahan Sosial - Artikel ISBD
Assaalamualaikum... selamat pagi guys..
ini dia sedikit tentang peradaban dan perubahan sosial, materi pelajarannya adalah tentang ilmu sosial dan budaya dasar (ISBD). semoga bermanfaat yaa..
Peradaban dan Perubahan Sosial
I.
Definisi Peradaban
Istilah peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering
dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan
kebudayaan. Definisi peradaban menurut Koentjaraningrat menyatakan bahwa
peradaban merupakan bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah
seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan,
kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system
teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.
Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud
unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan
sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah
memiliki peradaban yang tinggi.
Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi
oleh faktor:
·
Pendidikan,
·
Kemajuan teknologi
·
Ilmu pengetahuan.
Untuk lebih jelasnya, berikut
pengertian peradaban menurut Fairchild,
dkk. (1980:41) dalam Nursyid (1996:67):
Dengan demikian, peradaban tidak lain adalah perkembangan
kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang di cirikan oleh tarah
intelektual, keindahan, teknologi, dan spiritual tertentu yang diperoleh
manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu
tercemin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai berap atau mencapai peradaban
yang tinggi.
II.
Definisi Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan
struktur dan fungsi suatu sistem sosial. Perubahan tersebut terjadi sebagai
akibat masuknya ide-ide pembaruan yang diadopsi oleh para anggota sistem sosial
yang bersangkutan. Proses perubahan sosial biasa tediri dari tiga tahap:
1. Invensi, yakni proses di mana ide-ide baru
diciptakan dan dikembangkan
2. Difusi, yakni proses di mana ide-ide baru itu
dikomunikasikan ke dalam sistem sosial.
3. Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam
sistem sosial sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan
terjadi jika penggunaan atau penolakan ide baru itu mempunyai akibat.
Dalam menghadapi perubahan sosial budaya tentu masalah utama
yang perlu diselesaikan ialah pembatasan pengertian atau definisi perubahan
sosial (dan Wilbert E. Maore, Order and Change, Essay in Comparative Sosiology, New
York, John Wiley & Sons, 1967 : 3. perubahan kebudayaan) itu sendiri.
Ahli-ahli sosiologi dan antropologi telah banyak membicarakannya.
Menurut Max Weber
dalam Berger (2004), bahwa, tindakan
sosial atau aksi sosial (social action) tidak bisa dipisahkan dari proses
berpikir rasional dan tujuan yang akan dicapai oleh pelaku. Tindakan sosial
dapat dipisahkan menjadi empat macam tindakan menurut motifnya: (1) tindakan
untuk mencapai satu tujuan tertentu, (2) tindakan berdasar atas adanya satu
nilai tertentu, (3) tindakan emosional, serta (4) tindakan yang didasarkan pada
adat kebiasaan (tradisi).
Kurt Lewin dikenal
sebagai bapak manajemen perubahan, karena ia dianggap sebagai orang pertama
dalam ilmu sosial yang secara khusus melakukan studi tentang perubahan secara
ilmiah. Konsepnya dikenal dengan model force-field
yang diklasifikasi sebagai model power-based
karena menekankan kekuatan-kekuatan penekanan. Menurutnya, perubahan terjadi
karena munculnya tekanan-tekanan terhadap kelompok, individu, atau organisasi.
Ia berkesimpulan bahwa kekuatan tekanan (driving
forces) akan berhadapan dengan penolakan (resistences) untuk berubah. Perubahan dapat terjadi dengan
memperkuat driving forces dan
melemahkan resistences to change.
Langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola
perubahan, yaitu: (1) Unfreezing, merupakan
suatu proses penyadaran tentang perlunya, atau adanya kebutuhan untuk berubah,
(2) Changing, merupakan langkah
tindakan, baik memperkuat driving forces maupun memperlemah resistences, dan
(3) Refreesing, membawa kembali
kelompok kepada keseimbangan yang baru (a
new dynamic equilibrium). Pada dasarnya perilaku manusia lebih banyak dapat
dipahami dengan melihat struktur tempat perilaku tersebut terjadi daripada
melihat kepribadian individu yang melakukannya. Sifat struktural seperti
sentralisasi, formalisasi dan stratifikasi jauh lebih erat hubungannya dengan
perubahan dibandingkan kombinasi kepribadian tertentu di dalam organisasi.
Perubahan sosial
merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat. Perubahan-perubahan yang
terjadi di dalam masyarakat akan menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur-unsur
sosial yang ada di dalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan
yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
Wilbert Moore memandang perubahan
sosial sebagai “perubahan struktur sosial, pola perilaku, dan interaksi
sosial”. Setiap perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat atau perubahan
dalam organisasi sosial disebut perubahan sosial. Perubahan sosial berbeda
dengan perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan mengarah pada perubahan
unsur-unsur kebudayaan yang ada. Contoh perubahan sosial : perubahan peran
seorang istri dalam keluarga modern. Perubahan kebudayaan contohnya: penemuan
baru seperti radio, televisi, komputer, yang dapat mempengaruhi lembaga-lembaga
sosial.
Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi
dalam fungsi dan struktur dalam masyarakat. Perubahan-perubahan sosial
dikatakannya dikatakannya sebagai perubahan dalam hubungan sosial (social releationship) atau sebagai
perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium)
hubungan sosial tersebut.
Perubahan sosial
tidak dapat dilepaskan dari perubahan kebudayaan. Hal ini disebabkan kebudayaan
merupakan hasil dari adanya masyarakat, sehingga tidak akan ada kebudayaan
apabila tidak ada masyarakat yang mendukungnya dan tidak ada satupun masyarakat
yang tidak memiliki kebudayaan.
Perubahan sosial,
yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan interaksi,
yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Kebalikannya masyarakat yang tidak
berani melakukan perubahan-perubahan, tidak akan dapat melayani tuntutan dan
dinamika anggota-anggota yang selalu berkembang kemauan dan aspirasinya.
Cara yang paling
sederhana untuk memahami terjadinya perubahan sosial dan budaya adalah membuat
rekapitulasi dari semu perubahan yang terjadi dalam masyarakat sebelumnya.
Perubahan yang terjadi dalam masyarakat dapat dianalisis dari berbagai segi :
-
Kearah mana perubahan dalam masyarakat bergerak (direction of change) bahwa perubahan
tersebut meninggalkan factor yang diubah.
-
Bagaimana bentuk dari perubahan-perubahan sosial dan
kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat.
III.
Teori dan Bentuk Perubahan Sosial
a). Teori Sebab-Akibat (Causation
Problem)
Beberapa factor dikemukakan oleh para ahli untuk menerangkan
sebab-sebab perubahan sosial yang terjadi, beberapa pendekatan sebagai berikut
:
-
Analisis Dialektis
Analisis
perubahan sosial yang menelaah syarat-syarat dan keadaan yang mengakibatkan
terjadinya perubahan dalam satu system masyarakat. Perubahan yang terjadi
sering menimbulkan akibat-akibat yang tidak diharapkan sebelumnya bahkan sampai
menimbulkan konflik. Konflik ini dapat mendorong terjadinya perubahan sosial
yang lebih lanjut, meluas dan mendalam. Hal ini dicemaskan oleh Hegell Mark sebagai analektika artinya
thesis antisynthesis.
- Teori Tunggal mengenai perubahan Sosial
Teori tunggal menerapkan sebab-sebab perubahan sosial, atau
pola kebudayaan dengan menunjukkan kepada satu factor penyebab. Teori tunggal
maupun deterministic menurut Soerjono
Soekanto (1983) tidak bertahan lama-lama, timbulnya pola analisis yang lebih
cermat dan lebih didasarkan fakta.
b). Teori Proses atau Arah Perubahan Sosial
Walaupun berbeda namun pada dasarnya
sama, mempunyai asumsi bahwa sejarah manusia ditandai adanya gejala
pertumbuhan.
-
Teori Evolusi Unlinier (Garis Lurus Tunggal)
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat mengalami
perkembangan sesuai dengan tahapan tertentu, semula dari bentuk sederhana
kemudian yang komplek sampai pada tahap yang sempurna. Pelopor teori ini adalah
August Comte dan Herbert Spenser.
-
Teori Multilinear
Teori ini pada artinya menggambarkan
suatu metodologi didasarkan pada suatu asumsi yang mengatakan bahwa perubahan
sosial atau kebudayaan didapatkan gejala keteraturan yang nyata dan signifikan.
Teori ini tidak mengenal hukum dan skema apriori, tetapi teori ini lebih
memperhatikan tradisi dalam kebudayaan dan dari berbagai daerah menyeluruh
meliputi bagian-bagian tertentu.
IV.
PERADABAN INDONESIA DI TENGAH MODERNISASI DAN GLOBALISASI
Arus modernisasi dan globalisasi adalah sesuatu yang pasti
terjadidan sulit di kendalikan, terutama karena begitu cepatnya informasi yang
masuk keseluruh belahan dunia, hal ini membawa pengaruh bagi seluruh bngsa di
dunia termasuk bangsa Indonesia. Dinding pembatas antar bangsa menjadi semakin
terbuka bahkan mulai hanyut oleh arus perubahan oleh karena itu bangsa
Indonesia menghadapi kewajiban ganda ,yaitu di satu pihak melestarikan warisan
budaya bangsa dan di pihak lain membangun kebudayaan nasional yang modern.
Tujuan akhir dari kedua usaha atau kewajiban ini adalah
masyarakat modern yang tipikal Indonesia, masyarakat yang tidak hanya mampu
membangun dirinya sederajat dengan bangsa lain, tetapi juga tangguh menghadapi
tantanggan kemerosotan mutu lingkunganhidup akibat arus ilmu dan teknologi
modern maupun menghadapi tren global yang membawa daya tarik kuat ke arah pola
hidup yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa. (indra siswarini,
makalah, 2006:16)
Pertanyaannya, mampukah kita membangun bangsa di
tengah-tengah modernisasi dan globalisasi dalam arus yang semakin kuat? Jika
jawabannya “ya”, maka kita akan mampu menjadi Negara maju yang masih berjati
diri Indonesia. Jika “tidak”, maka selamanya kita akan menjadi bangsa yang
terjajah. Salah satu yang bisa menjawab “ya” adalah peranan lembaga pendidikan
untuk terus menggali ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi tanpa
menghilangkan jati diri Indonesia melalui pelestarian nilai-nilai dan moral
bangsa Indonesia.
Komentar
Posting Komentar
komentarlah dengan sopan dan bijak, please using your true name